Puisi patah hati berikut adalah kiriman dari sobat Megy Marita Rumadhani, dia adalah salah satu sobat setia arisurachman.com. Puisi puisi yang dibuat sangat indah. Mudah mudahan puisi ini tidak sedang menggambarkan perasaannya yang sedah gundah. Mudah mudahan sobat Megy Marita Rumadhani, selalu bahagia dengan hobinya menulis puisi. Ditunggu karya karya yang lain.
MASIH INGATKAH
Aku menemukanmu dibalik dunia maya,
Engkau seakan muncul dari berjuta – juta user
Tapi entah kenapa hanya kamu,
dan kamu
yang mampu mencuri perhatianku
Mencuri rasa di hati ini, yang sebenarnya sulit aku lepas
Ya, engkau tanamkan rasa di hatiku
Mengenalmu melalui dunia yang sering aku jelajahi
Menyimpan rasa terhadap seseorang yang mungkin saja bohong
Menerima ungkapan rasa sayang, yang kala itu masih dicintai gadis lain
Seakan sirna begitu saja
Lenyap, kalah dengan pancaran koneksi internet
Yang semakin menyatukan kita
Andai aku diizinkan jujur. . . .
Aku menyimpan rasa terhadapmu. . .
Sejak pertama kali kamu merespon tanyaku. . .
Entah, tapi rasa apa itu. . .
Mungkin, rasa ingin mengenalmu
Lebih jauh, lebih dalam
Namun, kala itu. . .
Kita masih sama saling bersama orang lain
Entah percaya atau tidak
Aku muak kala itu, ada rasa ingin menjauhimu
Hingga akhirnya, waktu dan kesempatan yang membawaku di kota dimana kamu tinggal
Masih teringat jelas di benakku, kamu mengirimiku pesan ketika aku dalam perjalanan
Hah………..senyum pahit
Aku menganggapnya biasa saja
Ego tidak acuhku yang menjawab pesanmu itu
Dan kali ini, aku ungkapkan
“Maaf, kala itu aku seperti itu”
Itulah tulisan yang menurutmu biasa saja
Tetapi, luar biasa di benakku
Itulah yang meleburkan rasa geram di hatiku
Ketika aku tahu, statusmu di buku muka
Engkau sedang menjalin hubungan dengannya
yang entah siapa aku tidak tahu
Aku lega. . .
Engkau mempunya rasa yang sama
Meski masih pura – pura
Tapi bagaimana dengan keberadaannya
Atau bagaimana dengan keberadaanku
Aku yang penggusur
Atau dia yang salah tempat
Atau kamu yang salah menempatkan aku dan dia
Aku hanya menggeleng kepala
Ditemani air mata
Yang untuk apa, aku sendiri tidak tahu
Mengalir tiada henti
Hari berganti hari
Kamu semakin menepati janjimu
Janji untuk bertemu
Janji untuk mulai ungkapkan segala tentangmu
Dan satu janji yang aku “was – was” kan
Itulah menjaga hati
Kotaku yang jauh disana
Kotamu yang hanya disini
Kota kita berjarak 400 kilo meter
Kala aku pulang ke kotaku
Kini, ada rindu kepadamu
Ada kepercayaan yang aku pertahankan
Dan ada keinginan
Ayo ke kotaku bersamaku
Bertemu keluarga kecilku
Sudahlah. . . .cukup
Kini aku telah menjalani hari – hari bersamamu
Engkau menjadi sosok yang penting
Menjadi penyemangatku dalam meraih ilmu
Menjadi penjaga akan kelakuanku, yang konyol
Aku menemukan sosok pada dirimu
Sosok ayahku di dirimu
Menjaga, mengayomi, dewasa, ngemong, dan paham akan mauku
Tuhan. . .
Jika dia kelak untukku. .
Jaga slalu dirinya
Entah ketika aku berada di sisinya
Atau ketika aku jauh dari sisinya
Jaga hatinya, jaga raganya
Dari segala fatamorgana di dunia ini
Hapuskan luka di hatika
Tumbuhkan senyuman di hatinya
Jangan biarkan senyuman beku menyelimutinya
Dan. .jaga juga hatiku
Terima kasih My Pretty Boy. . .
Kaki ini akan melangkah, mengikuti perjalanan dan liku liku hatimu. .Jaga hati
by: Megy Marita Rumadhani